9 Okt 2010

Terumbu Karang



Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.
Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, danmikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.

Istilah

Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuksedimentasi kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.
Dalam peristilahan 'terumbu karang', "karang" yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkankapur sebagai pembentuk utama terumbu. Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari alga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Kerangka karang mengalami erosi dan terakumulasi menempel di dasar terumbu.


Habitat

Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhusalinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal.


Kondisi optimum

Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC. Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.
Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya. Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien (oligotrofik).


Fotosintesis

Proses fotosintesis oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbon dioksida dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut :
Ca(HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2
Fotosintesis oleh algae yang bersimbiosis membuat karang pembentuk terumbu menghasilkan deposit cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, kira-kira 10 kali lebih cepat daripada karang yang tidak membentuk terumbu (ahermatipik) dan tidak bersimbiose dengan zooxanthellae.


Di Indonesia dan Indo Pasifik

Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut, disamping hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia. Contohnya adalah ekosistem terumbu karang di perairan Maluku dan Nusa Tenggara.
Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang Dunia dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman biotaperairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Bentangan terumbu karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan, dan moluska terdapat pada regional Indo-Pasifik yang terbentang mulai dari Indonesia sampai ke Polinesia dan Australia lalu ke bagian barat yaitu Samudera Pasifik sampai AfrikaTimur.


Manfaat

karang sebagai tempat hidup ikan
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.
Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah:
  • sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
  • pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
  • penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.


Klasifikasi


Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur


Karang hermatipik

Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.
Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), sepertiGymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.
Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32 °C.


Karang ahermatipik

Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.


Berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh


Terumbu (reef)

Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang masuh hidup)di laut dangkal.


Karang (koral)

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip. Dalam proses pembentukan terumbu karang maka karang batu (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu. Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas.


Karang terumbu

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang menghasilkan kapur. Karang terumbu berbeda dari karang lunak yang tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.


Terumbu karang

Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis -jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis -jenis moluska, KrustaseaEchinodermataPolikhaeta,Porifera, dan Tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis Plankton dan jenis-jenis nekton.


Berdasarkan letak


Terumbu karang tepi

Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal.


Terumbu karang penghalang

Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.5 2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus.


Terumbu karang cincin

atolls
Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau -pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.


Terumbu karang datar

Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal.


Berdasarkan zonasi


Terumbu yang menghadap angin

Terumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: Windward reefWindward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin.Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.
Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di bagian atas teras terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga. Akhirnya zona windwarddiakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.


Terumbu yang membelakangi angin

Terumbu yang membelakangi angin (Leeward reef) merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.


Kerusakan terumbu karang

Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang :
  • membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
  • membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
  • pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
  • pengunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
  • Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
  • terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
  • penambangan
  • pembangunan pemukiman
  • reklamasi pantai
  • polusi
  • penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan
Sumber : WIKIPEDIA

LOMBA BLOG CINTA TERUMBU KARANG


LATAR BELAKANG

Dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian ekosistem terumbu karang, COREMAP melalui komponen penyadaran masyarakat terus berupaya mengkampanyekan berbagai program kepada masyarakat luas dalam membangun paradigma baru tentang upaya pelestarian ekosistem terumbu karang.
Di tahun 2010 bersamaan dengan rangkaian Kontes Inovator Muda (KIM) V, COREMAP bersama Forum Komunikasi Masyarakat Pecinta Terumbu Karang (FORKOM MATABUKA) menyelenggarakan LOMBA BLOG CINTA TERUMBU KARANG 2010.
TEMA
"SELAMATKAN TERUMBU KARANG SEKARANG, WAKTUNYA BLOGGER MUDA INDONESIA BERKIPRAH "
KETENTUAN LOMBA
  1. Kompetisi Blog berlangsung hingga 28 Oktober 2010, pukul 23.59 WIB.
  2. Pendaftaran ditutup pada 25 Oktober 2010. (keterangan lebih lanjut baca REGISTRASI)
  3. Peserta hanya boleh mendaftarkan satu (1) blog saja
  4. Peserta setingkat SMA dan Mahasiswa
  5. Pemutakhiran (updating) dilakukan dengan pemajangan (posting) artikel.
  6. Penggubah blog dapat berinteraksi dengan pembaca dan mengembangkan diskusi tentang tema "SELAMATKAN TERUMBU KARANG SEKARANG, WAKTUNYA BLOGGER MUDA INDONESIA BERKIPRAH" – kepedulian terhadap terumbu karang. Interaksi dan diskusi, selain pemutakhiran artikel, dapat dianggap sebagai pemutakhiran.
  7. Peserta bebas berkreasi untuk mengembangkan tema lomba sejauh tidak dimaksudkan untuk menyerang pribadi, mengeksploitasi pornografi, atau memicu konflik SARA.
  8. Foto atau bentuk grafis lain dapat digunakan untuk menunjang isi ataupun tampilan blog sejauh tidak bersifat mempromosikan produk atau jasa secara komersial. Penggunaan foto atau gambar tidak boleh melanggar hak cipta (copy rights).
  9. Penyelenggara berhak menganulir materi blog yang tidak sesuai dengan tema atau mengarah ke pornografi atau konflik SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).
  10. Materi yang diikutsertakan pada kompetisi blog ini (artikel ataupun foto/gambar) tetap menjadi hak milik peserta. Materi terpilih akan menjadi salah satu artikel yang akan mengisi laman http://cintaterumbukarang.blogspot.com/
  11. Keputusan tentang pemenang adalah hak prerogratif panitia LOMBA BLOG CINTA TERUMBU KARANG 2010 dan tidak dapat diganggu-gugat.
  12. Seluruh isi blog ini merupakan representasi dari pandangan dan opini personal peserta lomba blog , tetapi BUKAN merupakan representasi kebijakan LIPI ataupun COREMAP secara kelembagaan ! Seluruh isi merupakan tanggung-jawab individu pemilik blog, dan LIPI dan COREMAP tidak bertanggung-jawab atas isi maupun aneka akibat baik langsung maupun tidak langsung yang ditimbulkannya.
PERSYARATAN LOMBA
  1. Isi blog (posting) hendaknya disesuaikan dengan tema "SELAMATKAN TERUMBU KARANG SEKARANG, WAKTUNYA BLOGGER MUDA INDONESIA BERKIPRAH". Yang dapat dikembangkan, mendorong, mengajak, menginspirasi masyarakat terlibat dan berperan lebih aktif terhadap kecintaan dan penyelamatan terumbu karang dan lingkungan laut sekitarnya.
  2. Isi blog (posting) terutama memuat gagasan yang dapat berupa pengembangan tanggapan pembaca.
  3. Setelah melewati proses registrasi, peserta harus memutakhirkan (meng-up date) blognya secara berkala dengan pemajangan artikel ataupun diskusi/interaksi dengan pembaca.
  4. Pemutakhiran blog dilakukan sampai dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan oleh penyelenggara kompetisi.
  5. Memasang badge LOMBA BLOG CINTA TERUMBU KARANG 2010 di bawah ini secara permanen pada blog yang didaftarkan. badge dapat dipasang di header, di sidebar, atau di footer; juga dapat sebagai bagian dari posting. badge juga seharusnya ditampilkan di setiap halaman posting dan page yang relevan.
  6. Selain itu diharapkan untuk memasang badge Blog Cinta terumbu Karang.
  7. Peserta juga wajib mencantumkan tag dengan kata-kata berikut ini disetiap posting yang dilakukan: TERUMBU KARANG, CINTA TERUMBU KARANG, COREMAP, FORKOM MATABUKA, LAUT, PESISIR, (minimal memilih salah satu kata)
PENILAIAN DAN PROSES SELEKSI
Unsur Penilaian
Kesesuaian isi dengan tema kompetisi.
Kreativitas dan eksplorasi ide dalam tulisan dan juga tampilan blog
Keakuratan dan kelengkapan data yang disajikan serta analisis terhadap data tersebut.
Cara penyajian tulisan dan gaya bahasa yang digunakan
Posting yang diikutkan harus dipublikasikan pada saat kompetisi sedang berangsung, bukan posting yang sudah dibuat sebelumnya
Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.

Proses Seleksi
Tahap I yang merupakan penilaian terhadap posting yang telah didaftarkan untuk selanjutnya dipilih sebanyak 50 Terbaik. 50 Terbaik ini akan dipanggil dan diikutsertakan dalam rangkaian Kontes Inovator Muda (KIM V) Terumbu Karang yaitu Forum Komunikasi Masyarakat Pecinta Terumbu Karang (FORKOM MATA BUKA) tanggal 05 November 2010 di Jakarta.
Tahap II dari seleksi ini adalah SESI FINAL, dimana para Finalis Blog akan diminta untuk ngeblog (posting dll) di tempat pemanggilan di Jakarta yang dibahas oleh para pakar ekosistem terumbu karang dan wakil dari masing-masing peserta “KONTES INOVATOR MUDA INDONESIA”. Berdasarkan Sesi Final inilah kemudian akan ditentukan Pemenang Lomba Blog 2010

HADIAH
PEMENANG 1 : Rp 2.000.000,- PEMENANG 2 : Rp 1.500.000,- PEMENANG 3 : Rp 1.000.000,- PEMENANG 4 : Cendera Mata Spesial FINALIS : Cendera Mata COREMAP LIPI

JURI SELEKSI

  • Irayani Queencyputri (Penulis, Blogger)
  • Prakoso Bhairawa Putera (Peneliti, Penulis, Perwakilan Komunitas Blogger Matabuka)
  • Pakar Kelautan dan Perikanan

Pengumuman Pemenang Lomba Blog 2010
Pengumumam 50 terbaik pada tanggal 30 Oktober 2010. Pemenang lomba blog akan diumumkan dalam acara puncak KONTES INOVATOR MUDA (KIM V) TERUMBU KARANG. Pengumuman ini akan ditampilkan pula di laman Komunitas Blogger Masyarakat Pecinta Terumbu Karang.
 Sumber : Komunitas Blogger Masyarakat Pecinta Terumbu Karang

Lestarikan DPL & Selamatkan Terumbu Karang, Sekarang!!!





Daerah perlindungan laut merupakan kawasan pesisir dan laut yang dapat meliputi terumbu karang, hutan mangrove, lamun dan habitat lainnya untuk ditutup secara permanen dari kegiatan perikanan dan pengambilan biota laut, dan pengelolaannya dilakukan secara bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak lain, dalam merencanakan, memantau, dan mengevaluasi pengelolaannya.
Menurut Kepala Bidang Pesisir & Pulau-Pulau Kecil Dinas Kelautan & Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, Ir. H. A. Nur Haliq, M.Si. “Daerah perlindungan laut dibentuk antara lain dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan produksi perikanan, menjaga dan memperbaiki keanekaragaman hayati terumbu karang, ikan,biota lainnya. 
Selain kedua tujuan di atas, kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai salah satu langkah dalam upaya menjajaki kemungkinan menjadikan DPL sebagai tempat tujuan wisata, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pengguna, memperkuat masyarakat dalam pengelolaan terumbu karang.
Plus, Mendidik masyarakat dalam konservasi dan pemanfaatan sumber daya berkelanjutan, serta dalam rangka mengembangkan fungsinya sebagai lokasi penelitian dan pendidikan tentang keanekaragaman hayati laut.


Dikatakannya, “Dalam menentukan sebuah Daerah Perlindungan Pesisir Laut terdapat beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan” yakni, Kemampuan masyarakat desa dalam mengawasi kawasan yang terlarang bagi kegiatan eksploitatif, Kualitas aspek estetika kawasan ditinjau dari kualitas terumbu karang keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya, Kesepakatan masyarakat tentang pengelolaan dan pemanfaatan daerah perlindungan laut, dan Tingkat ancaman terhadap kelestarian terumbu karang.
Di mana, Daerah perlindungan laut haruslah mempunyai perencanaan zonasi, yang ditetapkan secara sederhana. Artinya, perencanaan zonasi tersebut harus dipahami dan dilaksanakan, serta dipatuhi oleh masyarakat. 
Zona yang umum dimiliki oleh DPL adalah zona inti, dan zona penyangga. Sedang diluarnya, adalah zona pemanfaatan terbatas. Lebih jauh pria yang lebih akrab disapa Nur Haliq ini menjelaskan “Zona inti adalah suatu areal yang didalamnya terdapat kegiatan penangkapan ikan dan aktivitas pengambilan sumber daya alam laut lainnya yang sama sekali tidak diperbolehkan. Begitu pula kegiatan yang merusak terumbu karang, seperti pengambilan karang,pelepasan jangkar serta penggunaan galah untuk mendorong perahu juga tidak diperbolehkan. 
Sedang kegiatan yang tidak ekstraktif, seperti : berenang, snorkeling dan menyelam. Untuk tujuan rekreasi masih diperbolehkan. Kendati demikian, perlu kesepakatan dengan masyarakat kegiatan apa saja yang boleh dilakukan di zona inti, sehingga fungsi zona tersebut dapat optimal. 
Disisi lain, terdapat pula langkah-langkah panduan dalam pengelolaan sebuah Daerah Perlindungan Laut yakni : Membuat rencana pengelolaan DPL, Membuat Rencana pengelolaan DPL, Memasang dan memelihara Tanda Batas dan Papan Informasi, Menyelenggarakan Pendidikan Lingkungan Hidup, Melakukan Pengawasan, Pemantauan, dan Penegakan Hukum serta Melakukan Pemantauan dan Evaluasi DPL.
Agar pengelolaan daerah perlindungan laut dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna (efektif dan efisien), keberadaan Daerah Perlindungan Laut perlu ditunjang dengan sebuah aturan hukum yang memiliki kekuatan hukum yang kuat di tingkat desa. Idealnya, Daerah Perlindungan Laut didukung dengan sebuah Peraturan Desa (Perdes) atau minimal Keputusan Desa (Kepdes).
Dijelaskannya, “Daerah perlindungan laut dikelola secara bersama-sama antara masyarakat, pemerintah setempat, dan seluruh pihak (stakeholders) yang ada di desa dan dalam pelaksanaan pengelolaannya dibentuk sebuah kelompok kecil yang diistilahkan sebagai Pokmas.
Secara umum, pembuatan Daerah Perlindungan Laut meliputi lima langkah utama. Di mana masing-masing langkah saling berkaitan dan mempengaruhi. Urutan langkah-langkah dapat bervariasi menurut keadaan dan kebutuhan setempat, tandas Nur Haliq. (fadly syarif)
 
 
 
Sumber :fadly syarif
  • Blogger news

  • Blogroll

  • About